Ads 468x60px

Rabu, 15 Juli 2015

Lurah Pejagalan Tidak Peduli Dengan Lingkungannya

JAKARTA (MTI) Kondisi jalur hijau di Jalan Moa, Kel. Pejagalan Kec. Penjaringan, Jakarta Utara sangat memprihatinkan. Selain banyak bangunan liar yang berdiri, kondisi jalan yang tidak jauh dari kantor kelurahan Pejagalan itupun menjadi sempit. Pantauan di lapangan, jalur hijau itu kini dipenuhi bermacam bangunan. Mulai dari kantor sekretariat ormas, Pos RT, garasi mobil dan bangunan kumuh yang merusak pemandangan warga sekitar. Kris (31) warga RT 07 RW 013, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara mengatakan, akibat sisi jalan yang seharusnya jalur hijau ditanami pepohonan tapi kini semerawut karna dipenuhi berbagai macam bangunan, warga pun menjadi kesal. “Dulu sisi jalan itu pernah ditertibkan pihak kelurahan, tapi hanya separuhnya. Akibat tindakan yang kurang tegas, akhirnya sepanjang sisi jalan yang seharusnya taman menjadi kumuh", ujarnya, Warga menduga ada permainan 'jual-beli' yang dilakukan aparat, sehingga jalur hijau itu kembali marak dipenuhi bangunan liar. "Dengan membayar aparat, orang-orang itu bisa membangun seenaknya. Padahal mereka bukan warga sini, orang jauh," kata Yanto (40) warga lainnya. Sementara itu Lurah Pejagalan, Alamsyah, SKM, ketika hendak dikonfirmasi terkait masalah ini tidak berhasil ditemui di ruang-annya. Menurut salah satu stafnya dia sedang keluar. "Pak Lurah sedang meninjau pembongkaran di bawah kolong tol," kata salah satu staf wanita yang seragamnya tidak menggunakan papan nama. Ditempat terpisah, Kepala Suku Dinas Perta-manan dan Pemakaman Jakarta Utara, Agustin Puji Astuti menuturkan kepada wartawan mengenai kegiatan yang dilakukan jajarannya. Menurut dia, pihaknya rutin melakukan penertiban reklame, spanduk dan baliho tak berizin di taman dan jalur hijau. Tercatat, sejak Januari hingga Mei, sudah 30 titik yang ditertibkan. Lokasi yang ditertibkan antara lain, taman jalur depan SPBU Jalan Pluit Selatan Raya, Jalan Yos Sudarso, Jalan Pluit Selatan dan Jalan Jembatan III. Untuk menciptakan Jakarta Utara yang bersih dan indah, reklame, spanduk dan baliho tak berizin yang tersebar di taman dan jalur hijau ditertibkan petugas Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman setempat. "Meski sering kami tertibkan, spanduk, baliho atau spanduk memang kerap muncul lagi. Tapi kami tetap rutin melakukan pengawasan dan penertiban," kata Agustin, Ke depan agar lebih efektif, untuk melakukan pengawasan dan penertiban, pihaknya akan melibatkan aparat kelurahan dan kecamatan. "Kalau Lurah dan Camat kan paham serta memantau terus wilayahnya. Makanya kita berharap optimalisasi peranan mereka untuk ikut mengawasi serta menertibkan," tandas Agustin. (Alexander kali)
Read More.. Share

Tersangka Pembunuh Angeline Sebut Soal Imbalan Rp 2 Miliar

Jakarta (MTI) Agustinus Tai Andamai (25 tahun) mengaku dibayar oleh ibu angkat Angeline, Margareth, untuk menghabisi nyawa bocah mungil tersebut. "Ya (saya dibayar)," kata Agus menjawab pertanyaan wartawan di Mapolresta Denpasar, Sabtu 13 Juni 2015. Agus mengaku menyesali perbuatannya. Dari pengakuan Agus, uang sejumlah Rp2 miliar akan dibayar Margareth pada 25 Mei 2015, sembilan hari setelah ia membunuh Angeline. Ditanggal itu pula, Agus berhenti bekerja sebagai pembantu di rumah Angeline. Pengakuan Agus ini sama persis dengan yang diutarakannya kepada anggota DPR, Akbar Faisal. Akbar yang usai bertemu Agus menuturkan, jika pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu diiming-imingi sejumlah uang oleh ibu angkat Angeline, Margareth. "Tadi, saat saya mengunjungi sel tahanan tersangka, dia (Agus) mengaku kepada saya, kalau dia dijanjiin Rp2 miliar oleh ibu angkat Angeline," jelas Akbar. Akbar mengaku, telah menyampaikan pernyataan Agus ini kepada pihak penyidik Polresta Denpasar. "Itu akan digali lagi sebagai fakta baru dari kasus ini. Saya akan mengawal kasus ini hingga tuntas," jelas Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) tersebut. Kedatangan Akbar ke Bali adalah dalam rangka mengunjungi tersangka Agus. Menurut Akbar, dia penasaran dengan pengakuan Agus yang selalu berubah-ubah ke penyidik Polri, dan ingin bertemu langsung dengan tersangka (Red)
Read More.. Share

Bakal Calon Wakil Walikota Perkuat Jaringan Bentuk Tim Relawan

Tangsel (MTI) Puluhan komunitas dari berbagai element padati restoran sari boboko jalan raya viktor, berbagai cara di lakukan oleh calon wakil walikota dari jalur independent (non partai) di antaranya membentuk tim kader sebagai stimulus konsep pemenangan. Namun konsep ini tergolong unik, keunikan pernyataan sikap tidak seperti biasanya yang pernah kita lihat dalam kancah politik. Pasalnya dengan konsep terbalik yang semula komunitas kecil yang sama sekali tidak pernah di perhatikan pada calon lainnya (konsern), biasanya para calon melihat banyaknya suara yang akan di hasilkan pada hari pemilihan. Kata liandi ketua tim pemenangan masruri bejo Liandi menambahkan “kami membuka diri terhadap dukungan yang mengalir ke kami, contohnya komunitas kecil yang tidak di perkirakan sebelumnya ternyata ada yang menamakan dirinya komunitas pedagang lele, komunitas pedagang balon, komunitas sandal jepit, komunitas pedagang seafood hingga komunitas penjual tempe, tahu, jamu dan lain sebagainya.” “Dengan dasar ini saya dan teman teman yang punya perspective yang sama dalam memperjuangkan hak politik kami sebagai orang kecil.” Hal serupa juga di utarakan oleh bakal calon wakil walikota masruri bejo, “kami seakan memiliki tugas dan tanggung jawab moral khususnya dari perwakilan kaum marginal, dan saya pribadi menyatakan siap membawa aspirasi mereka untuk maju menjadi wakil walikota Tangerang selatan. Saya filosofikan kami ini sebagai kumpulan semut yang akan melawan kelompok gajah, bagi saya tidak ada yang mustahil jika kita mempunyai maksud yang positif untuk masyarakat tangerang selatan khususnya.” Sedangkan Pembina LKB (Lembaga Komunitas Bersatu)DR. Bambang SH yang mewadahi hampir semua ormas LSM di Tangerang selatan mengatakan masruri bejo ini punya keunggulan khusus, dalam hal bergaul bejo punya rasa toleransi yang tinggi kepada lingkungan tanpa memandang ras dan golongan tertentu. Saya rasa kriteria pemimpin yang ada padanya sudah mewakili warga tangerang selatan. Selama punya tujuan untuk membangun Tangsel siapapun orangnya akan kami dukung penuh Tutup bambang. (Adit)
Read More.. Share

Tangsel Gelar Kompetisi Pemuda Pelopor

Tangerang Selatan (MTI) Pemerintah Kota Tangerang Selatan tengah menyeleksi puluhan pemuda dan pemudi dari 7 kecamatan di wilayahnya untuk ditetapkan sebagai pemuda pelopor penerus bangsa. Chaerudin, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tangsel, mengatakan proses seleksi dilakukan secara ketat oleh tim panelis dengan kriteria khusus untuk memilih wakil Tangsel ikut dalam seleksi di tingkat provinsi Banten. “Pastinya mereka yang eksistensinya selama ini diakui para tokoh dan aparatur wilayah tempat tinggalnya, karena peserta harus berkarakter sebagai pelopor kreatif dan inovatif dalam berbagai bidang,” katanya. Menurutnya, kriteria pemuda semakin mumpuni bila ditunjang dengan kepribadian religious, yang tumbuh dan berkembang sebagai individu berjiwa kreatif, serta mampu menunjukan martabatnya di lingkungan sosial masyarakat dan bernegara. Dia menjelaskan materi seleksi mencakup 5 bidang yaitu bidang pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, dan bela negara. Setiap peserta diberi kebebasan untuk memilih salah satu bidang itu sesuai dengan persoalan yang dikuasainya. Apalagi, lanjutnya, ketika peserta mendaftarkan diri, pihak tim panelis langsung melakukan pengecekan kegiata pemuda itu, alamatnya dimana dan sudah berapa lama aktivitasnya digeluti. “Penilaianya apakah kegiatan itu bisa bermanfaat bagi diri dan orang lain, ini yang paling penting. Maka, bila datanya sudah masuk, Dispora akan mengecek ke lapangan apakah benar atau tidak,” ujarnya. Sementara itu, Sekretaris Dispora Kota Tangerang Selatan, melalui laman resmi Tangsel, menjelaskan kompetisi akan memilih 5 orang peserta terbaik untuk diajukan ke tingkat provinsi Banten dan jika berhasil langsung diikutkan dalam seleksi tingkat nasional. (Red)
Read More.. Share