Tangerang Selatan (MTS) Bagi orang tua murid selogan sekolah gratis yang dikumandangkan oleh pemerintah pusaat maupun daerah sudah hambar dari pengertian “Gratis” sesuai dengan pemahaman publik. Apa lagi, bila para guru honorer atau guru suka relawaan (sukwan) diminta pendapatnya tentang seberapa besar kesejah-teraan yang mereka dapatkan setelah mengajar belum lagi bila para konsultan education diminta komentarnya tentang efisien penggunaan dana BOS dan BOSDA akan banyak masalah muncul.
Selain kecurigaan para LSM, PERS juga keluhan orang tua murid yang masih menerima adanya pungutan dari pihak sekolah meskipun demi kepentingan anak.
Toh, istilah “Gratis” begitu menjadi “hantu”, bahwa pemerintah turut bertanggung jawab atas mahalnya biaya pendidikan dan kualitas yang diharapkan dari para pendidik khususnya dikota Tangerang Selatan.
Membahas soal pendidikan dan kependidikan memang tak akan ada habisnya apa lagi mengenai masalah penggunaan dana BOS dan BOSDA. Dan untuk sekolah dasar (SD) Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Kota Tangsel terus meningkatkan kualiatas pendidikan dengan melakukan pembinaan bagi para guru sehingga mater yang diberikan kepada anak didik lebih bagus atau setidaknya sesuai dengan kurikulum yang lagi berjalan.
Sudah selayaknya Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) disesuaikan dengan satu bulan gaji agar dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pendidik nantinya (rohana)
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar