Jakarta (MTS)
Pemilihan
gubernur Jakarta putaran kedua baru saja selesai dengan aman dan sukses, yang
lebih membuat masyarakat Jakarta bangga adalah tidak adanya saling menyalahkan
saling memaki yang ada hanya ada kata-kata yang menyejukan, saling mengucapkan
selamat, dan maaf.
Mereka
yang bertandin tahu dalam pertandingan ini pasti ada yang kalah dan ada yang
menang. Mereka pun talah siap menerima kalah dan menang. Pertandingan PILGUB
dan pertandingan DEMOKRASI yang selama ini terjadi di beberapa daerah berujung
dengan berdarah-darah, serta kobaran api yang membara. Kadang kala jiwa yang
melayang untuk sebuah PILKADA dan pertarungan itu pun berlanjut, dan terjadi
ganjalan-ganjalan di semua lini sampai-sampai di badan anggaran. Belanjutnya
pertarungan PILKADA untuk menggagalkan program selanjutnya. apa yang di
janjikan kepada rakyat akhirnya tidak bisa dilaksanakan dan PILKADA seperti ini
berujung menyengsarakan rakyat.
PILKADA
Jakarta telah membuka mata kita, kita telah memotret suatu pertandingan
DEMOKRASI, dimana demokrasi mobilisasi melawan demokrasi partisipasi, ternyata
demokrasi mobilisasi tidak lagi menjadi pemenang setelah demokrasi partisipasi ikut
dalam pertarungan ini. Demokrasi partisipasi adalah demokrasi yang sesungguhnya
dan tidak memerlukan biaya tinggi dan tidak terikat dengan janji upeti,
demokrasi partisipasi hanya bertanggung jawab untuk menepati janji pada
rakyatnya.
Pertandingan
sudah usai tidak ada darah yang tumpah tidak ada bara api yang menyala, marilah semua pihak mulai
bekerja keras saling membantu untuk mencapai keadilan dan kemakmuran masyarakat
Jakarta. (YAN)
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar